Selasa, 22 Juni 2021

Manusia Pulau B

"Manusia Pulau B, begitulah teman2 kantor kami menyebut kalian" itulah komentar kenalan, temanku di area kota. kami mempunyai background yang lumayan berbeda, kami menghabiskan lumayan banyak waktu ngobrol. secara jujur ia menceritakan pandangan dia dengan orang siantan.

Manusia Pulau B, Haha karna kami ada di seberang sungai. sebenarnya kami di ada di pulau yg sama. ada bagian yg terpisah oleh sungai kapuas, ada bagian yg dipisahkan oleh 2 sungai landak dan kapuas. makanya jangan bingung untuk ke siantan melalui jalan darat. kita harus melewati 2 sungai. banyak yg buta peta menganggap sungai dilewati adalah sama, sungai kapuas. namun sebenarnya melewati sungai kapuas dan landak. 

Manusia Pulau B, banyak bekerja di area kota, kebanyakan mereka yang lulusan sma, mereka akan kerja di toko-toko grosiran di kapuas indah dan kapuas besar. transportasinya cukup gampang hanya menyeberang sungai menggunakan speedboat saja, bayar 2000 rupiah sekali jalan. jam pagi dan sore sangat ramai traffic speedboat mengantar mereka pergi dan pulang kerja. sebenarnya banyak juga yg kerja2 di kantoran menduduki posisi atas. namun memang lebih cenderung manusia pulai B dicap buruk. pekerja kelas bawah.

Manusia Pulau B, juga mempunyai fashion yg sangat menonjol, bisa dibilang norak. kiblatnya ke hongkong, cina, korea. di masa menjelang imlek biasa anak-anak muda ud sibuk mencat rambut mereka dengan segala warna. seru sekali. pemilihan warna baju juga warna2 yg dominan. style rambut yang aneh-aneh. but well pokoknya pemuda di siantan merasakan dirinya sangat keren. namun dicap oleh orang kota sebagai orang yg sangat norak. cap itu menempel banget. namun sebenarnya gak juga. banyak orang siantan bergaya mungkin lebih keren dibanding orang kota. ada yg jadi selebgram juga tapi mereka gak pernah menonjolkan diri kalo mereka dari siantan. banyak juga pengusaha2 sukses juga yang dari area siantan. namun akhirnya mereka banyak pindah dan tinggal di area kota.

untuk urusan jodohpun, orang-orang tua area kota tidak menginginkan anaknya menikah dengan orang-orang siantan. karna image penjudi melekat dengan diri mereka. malas, ekonomi kelas bawah menempel di mereka.

image pemberontak, negatif, norak hahaha well nice banget. saya yg tinggal di siantan tidak berasa begitu. hanya image yg menempel saja

 

Read More...

Jumat, 18 Desember 2020

Es Teh Manis Kim Suk

Tetap aja yang paling premium di Kopi Tiam Kim Suk. 

draft tulisan ini saya bikin di tahun 2009. ntah waktu itu ia masih hidup ? pastinya sekarang beliau sudah almahum.

Semasa Kecil, inilah es teh manis yg mahal menurut kami anak-anak. soalnya dengan porsi yg pas dan telah diukur. porsi kecil yah diukur dengan gelas esteh kecil, jika porsi besar yah diukur dengan gelas esteh besar / gelas untuk minum bir ^,^. gelas esteh kecilnya kyknya sekarang ud jarang ditemukan lagi. karna porsi kecil di mana2 udah tidak ada. esteh yah porsi besar aja skrg ud dianggap standard.

Biarpun ia mahal, dan kami minumnya lebih sedikit terkadang kami akan mampir untuk membelinya. karna esteh manisnya enak banget paduan es yg dihancurkan secara halus dan gula dan tehnya pas banget. the best. Kim Suk orgnya super jutek dengan kami anak2 yg membeli di situ.

Ketika Kami skrg dewasa, Terkadang kami masih mampir untuk membeli estehnya. karna ia mengenal kami dari kecil jadinya ia pun ramah sambil menanyakan kaabar.

Read More...

Jumat, 16 September 2011

Ziarah ala Etnis Tiong Hoa (Hakka) di Siantan

Merupakan salah satu perayaan yg sakral bagi orang2 Siantan yg masih menganut tradisi nenek moyang (bukan agama). Dilakukan dengan cara ziarah atau sembayang kuburan anggota keluarga yang sudah meninggal. Tentu saja, akan dihadiri oleh seluruh anggota keluarga, bahkan bagi yg merantau ke luar daerah, akan pulang. Dan, harga tiket pesawat pun naik mencekik leher.


Perayaan "Kwa ci" (Hakka), "Kwe Cua" (Tio chiu), ataupun "Ceng Beng" (Hokkian), "QIn Ming" (mandarin) diadakan setiap hari ke 15 Musim Semi, yah sekitar bulan April dan satu lagi sekitar bulan Agustus. Dua kali? yah, diadakan dua kali. Aneh kan, di wikipedia saja, hanya membahas satu kali perayaan, tapi di Siantan, ada dua kali. Kurang tahu apakah ada daerah lain yang merayakannya dua kali.

Nah, sedikit berbagi pengalaman masa-masa indah tersebut. Indah? Yupe.

Beberapa hari sebelum diadakannya Sembayang Kubur ini, kami akan mempersiapkan barang-barang yg akan di bawa ke kuburan. Antara lain, kertas berbentuk bujur sangkar yg bisa dilipat, dimana ditengah2nya ada lagi satu bujur sangkar kecil berwarna perak. Biasanya kita menyebutnya uang untuk orang mati.

Uang tersebut akan dibakar,sebagai penutup acara dan diharapkan menjadi uang bagi penghuni2 "dunia lain".

Selain kertas kuning, kita juga akan mempersiapkan uang kertas mainan, ayam kampung, kue bolu yg sudah di tindik merah kecil-kecil, anggur, jeruk, arak , kopi, teh, lilin dan hio(tentu saja), cumi mentah, apel, rangkaian bunga, kue2 kecil.

Kertas-kertas kuning perak tadi, akan kita lipat menjadi bentuk "emas" jaman dulu, atau "kipas". Nah, anak kecil biasanya suka bagian ini.

Pada hari H, dini hari, sebelum matahari terbit, semua penghuni rumah sudah harus bangun, mempersiapkan diri untuk berangkat. Tetapi, sebelumnya, akan dibakar dupa dan hio didepan rumah sebagai syarat pertama untuk perlindungan oleh leluhur dan langit, dengan buah2an seperti jeruk atau apel sebagai "sesajen alakadar" nya.

Bagi anggota keluarga yg kecil, disuruh membawa keranjang kecil yg berisi perlengkapan diatas. Dilarang untuk memakan barang-barang yg akan disembahyangkan. Ada saatnya kita di "harus" kan untuk makan makanan tersebut, karena dianggap perlindungan.

Jalanan utama Siantan tampak ramai dengan orang-orang beserta bawaan mereka. Seru bukan.

Sampai ke daerah pemakaman, perlengkapan yg dibawa disusun didepan nisan dengan rapi. Dan ada aturannya lho untuk tata cara letaknya, yang sampai sekarang, saya belum begitu paham.

Satu kuburan terdiri dari dua nisan. Nisan utama, nisan keluarga yg meninggal ,dan satu lagi, nisan dewa pelindung yg biasa disebut, Hakka spell, Tu Thi pak Kung, atau Dewa Bumi.

Berhubung makam anggota keluarga yg meninggal tersebar di beberapa tempat, meskipun pada area yg sama, kita harus menjabanin satu-satu makam, untuk memberikan hormat kita kepada mereka. Dan bahkan, makam anggota keluarga dari teman kita.

Remaja hilir mudik kesana kemari dengan sepeda motornya, nongkrong dan kongkow. Bisa di jadikan ajang cuci mata.

Area pemakaman di daerah Siantan sekarang sudah sangat luas. Tidak menutup kemungkinan akan menjadi tempat kunjungan bagi orang2 asing yg ingin mengetahui adat istiadat Tiong Hoa Siantan disana.

Yang terpenting adalah, menjadi ajang berkumpulnya keluarga dan "to show our respect to who is still live and who is already dead". Read More...

Kamis, 15 September 2011

Siantan dan desa GaliaSiantan dan desa Galia

Sedikit memori mengenai siantan dari seorang siantaners yg sekarang sedang merantau di kota orang.

Pernah baca komik Asterix Obelix? atau bahkan sudah menonton filmnya barangkali. Mungkin sebelum anda berkunjung ke siantan,ada baiknya sedikit membaca komik karangan Uderzo dan Goscinny ini. Karena desa Galia, desa nya Asterix cs, kurang lebih sama lingkungan dan orang2nya.

Dukun? banyak, "lo ya" dalam istilah Hakka. Celeng? All chinese food there is "haram". Sering ada cekcok gara2 hal sepele? Sering. Suka berpesta? kalo minum arak dan judi bisa dikategorikan berpesta, maka bisa dibilang begitu.

Suasananya yg santai, diiringi obrolan dengan tingkat volume tinggi. Oh ya, porsi makanan disana tidak ada yg sedikit, dan berlaku untuk para wanitanya. Surprise?


Jangan heran juga ada obrolan jarak jauh,antara orang yg satu dengan tetangganya yg berjarak kira2 50 meter,yg hanya memperbincangkan hal2 sepele. Intinya, saling meneriaki dalam konsep ngobrol. Makanya banyak penyanyi bersuara bagus dari siantan. Tua dan muda. Hey,thats damn true.

Rumor dan gosip sangat mudah tersebar, macam kentut yg bunyinya kecil,tapi baunya kemana2. Dan gossip will kill you slowly but sure. Bagaikan pedang yg tajam, kejelekan dan kebaikan kamu akan menentukan masa depan kamu disana. Apakah di label orang rusak atau baik. Label ini susah dilepaskan. Oleh sebab itu, berita2 di siantan mudah sekali tersebar dalam radius jauh sekalipun dari mulut ke mulut.

Siantan adalah kecamatan yg kolot dan konvnsional, yg perlahan namun pasti mulai tergerus oleh modenisasi.

Siantan adalah kecamatan yg masih berisikan adat2 yg kaku, serta tradisi, selalu setia dipelihara dengan baik. Dimana adat masyarakat lain sudah pudar, siantan masih tetap berpegang teguh pada pilar warisan nenek moyang.

Siantan adalah kecamatan yg bisa dibilang terlupakan karena masih adanya anak kecil yg belum bersekolah, kemiskinan dan perkawinan dini.

Siantan yg sederhana, santai, penuh dengan tawa dan KULINER nya, mantaps.

Apakah anda siap berkunjunga ke siantan?


Sekian ketikan dari handphone ini. Read More...

Jumat, 09 Januari 2009

The Siantan and The Siantaners


Siantan adalah satu kecamatan dari kota Pontianak. Ketika Pembangunan pesat terjadi di area ini, area ini disebut sebagai sin pu teui dalam bahasa khek, yang artinya adalah kota baru. namun ini bukan kecamatan atau kabupaten kota baru di dalam peta pontianak. Waktu saya masih kecil, bagi sebagian remaja atau orang, Siantan adalah tempat yang sangat menakutkan. orang di seberang sungai (maksud saya orang di kotamadya pontianak) agak takut untuk mengunjungi tempat ini.


agak lucu, saya tidak menemukan apa yang sangat menakutkan dengan kota Siantan ini. kemudian pada saat saya di smp, akhirnya beberapa teman saya di kotamadya saya ajak ke Siantan. sangat mengatakan demikian "ternyata tidak ada yang perlu ditakutin di sini?". So funny. mungkin itu cuma cerita orang tua mereka untuk menakuti mereka agar tidak menyeberang ke kota seberang.
seperti saya juga ditakut-takutin juga oleh orang tua saya, sehingga sebelum saya menginjakkan di bangku smp, saya tidak pernah mengunjungi kotamadya sendirian.
Siantan, kota seberang kotamadya Pontianak, Di Sinilah orang - orang menjalani hidupnya, di sinilah berkarya hingga orang-orang ini menjadi satu cerita tersendiri di kota ini. Dan saya menyebut mereka adalah Siantaners
Read More...